PENERANG JANJI NUSWANTORO

Menempati ruang waktu persinggahan dalam menggelar janji lama yang mewujud datang dengan membawa perihal sebab musabab, inilah makna yang terungkap untuk membuka kembali seberkas janji yang terjaga dan tersimpan rapat dalam perjanjian masa silam. Ada yang mengetahui akan tetapi buta dalam setiap langkahnnya, ada yang tak mengetahui akan tetapi menetapkan kesemuannya ini adalah bayangan bahkan ada yang ikut  menggelar dalam suatu wadah penggelaran akan tetapi tidak mengetahui apa tujuan dari langkah cipta kehendakNya, ini sudah tergambarkan dan ini sudah ditetapkan takdirnya oleh “Zat Penggelar Jagat Alam Semesta”. Tidak ada satu langkahpun yang menjagal kesemuannya ini dan tak ada ungkapan kata yang menghancurkan cipta penggelaran ini karena janji yang tergelar akan kembali kepada sang pembuat janji terpayungi oleh pertanggung jawaban pembawaannya dan terurai kembali kepada tata cara penggelarannya. Alam telah menyepakati menjadi saksi dibawa “Telapak Caringin Lima Jari” dan memberikan sinyal akan kemunculan kembali sebuah nama yang tak dikenal akan tetapi peranannya dapat melebarkan kembali “Kepak Sayap  Rajawali” yang kini menghilang menjelma menjadi sebuah tata cara yang berantakan, inilah awal pijakan kembali menata mempersiapkan “Hari Berbangkit” yang terjanjikan memberi ketenangan dalam setiap batiniah karena akan terbukanya suatu “Perbendaharaan” yang terjaga dan tersiapkan bagi manusia yang mencari makna dalam sebuah nafas perjalanan yang terang. Puji dan mengucapkan terima kasih kepada para leluhur yang mempersiapkan kesemuannya ini tersusun sangat rapinya dan mengelabui mata yang mengejar nafsu nista perniagaan, hingga datangnya kembali “Paduka Yang Mulia” untuk memberikan aroma keharuman dalam setiap langkah perjalan yang terang dan tersapunya segala kesalah pahaman yang tercipta sehingga kembali kepada fitrah kejiwaan dalam penciptaan umat manusia.

Menatap dan kembali ke relung hati yang terdalam mengartikan gambaran kenyataan oleh alam sekitar dalam menggapai sesuatu yang dianggap bayangan bahkan mustahil untuk diyakini karena ini tidak sesuai dengan tata cara dari keyakinannya, ketahuilah bahwa “Kemahajayaan Bumi Nuswantoro” akan tergelar sebagaimana perencanaan olehNya dan berjalan sesuai takdir penciptaanNya, bahkan kesemuanya ini jelas tergambarkan pada “Kitab Yang Terang”. Akan ada suatu bayangan yang akan mebukakan hati para pemikir logika dengan munculnya gambaran-gambaran yang nyata sehingga timbullah nuraninya dengan tercengang menyaksikan kedahsyatan kiprah bumi Nuswantoro menggelar jagat tatanan dunia baru. Inilah “Bumi Nuswantoro” yang sejak penciptaanya mendapatkan manfaat dari “Alloh Tuhan Semesta Alam” untuk menyatukan apa yang mereka permasalahkan dan memberikan jawaban apa yang mereka perdebatkan. Hancurlah pemikir manusia yang menciptakan kefanatikan sehingga apa yang mereka pegang menjadikan putusan yang dianggap paling benar melebihi apa yang tertakdirkan mewujud menjadi cipta adannya suatu keyakinan yang haq. Ini adalah musabab bagi bangkitnya suatu kaum yang menyatukan segala perbedaan dengan membawa bukti yang nyata akan penggelaran untuk kebenarannya, agar manusia kembali kepada asal muasal penciptaannya. Alam telah memberikan sinyal yang nyata akan pemaknaan penggelaran ini, sifat kemunafikan akan menghiasi pandangan dalam segi kehidupan, bencana dan  wabah penyakit yang tak terduga akan muncul di luar perkiraan manusia yang menempatinya karena kesemuannya ini timbal balik untuk adab tingkah laku manusia, yang tak disadari telah merubah tata cara asal muasal “Bumi Nuswantoro” sejak dahulu berbudi pekerti luhur.

Rasa mengarahkan kembali kepada sebuah cerita yang mewujudkan tingkah laku yang luhur dalam kehidupan, menggelorakan jasat raga ini untuk menerima kenyataan bahwa kesemuanya ini telah menjelma menjadi sebuah teori pembelajaran yang pandai diucapkan akan tetapi hambar dalam perwujudannya. Akan ada banyak lagi manusia yang pandai berteori dalam ajaran kepercayaannya yang mempunyai maksud dari tujuan untuk menguntungkan diri dan golongannya, yang membodohi para pengikutnya dengan menempelkan racun kebenaran sehingga tampak jelas seakan kebenaran yang terang ada pada diri dan golongan aliran yang di bentuknya itu. Ketahuilah kebenaran yang sejelasnya nanti akan menjadi terang ketika kita kelak dihadapkan oleh persaksian para Rosul didepan persidangan yang abadi oleh “Alloh Tuhan Semesta Alam”. Maknailah ini, jikalau ada permasalahan dari apa yang dianut bahkan hingga menjadi suatu perdebatan yang menyandang keyakinan dan kepercayaan ketahuilah tidak ada sedikitpun kebenaran disitu, yang ada hanyalah suatu kebohongan yang terkaitkan oleh pemikiran dalil manusia dan yakinlah kebenaran ada di tengah-tengah dari kedua belah pihak yang berseteru, mengharapkan kebenaran ada padanya dan beranggapan inilah jalan yang terang. Esok kelak ketika manusia hingga menyentuh krisis kepercayaan, banyak hujat menghujati terhadap sesamanya, dan tidak mengetahui dasar hidayah pemberianNya, sehingga mengucapkan sesuatu yang dianggap hukum yang pasti tanpa di sadari menambah panjang pertanggung jawaban Rosulnya, karena pemikiran manusia ikut bercampur dalam urusan ajaran penggelaran keterangan yang tercipta satu menjadi beraneka ragam bentuk yang beranggapan inilah kebenaran berdasarkan penjelasan Rosulnya.

Berjalan melewati ruang dan waktu melepas kenyataan apa yang terjadi kini, dan berevolusi secara halus menggelar kembali makna yang abadi yaitu asal muasal penciptaan dengan segala sesuatu yang telah tersiapkan oleh “Sang Hyang Manik Maya” yang kembali hadir mewujud membimbing laku manusia di dalamnya berprilaku budi pekerti luhur dan cinta kasih terhadap sesamanya, yang tak butuh diyakini karena kesemuanya ini adalah hidayah dariNya agar penggelaran ini berjalan dengan ketentuan yang tercipta dahulu kala, sebagai mana janji yang telah tergambarkan dimana ada tata cara yang nista disitulah akan ada seorang utusan yang menjelaskan keterangan sesuai bukti yang nyata, yang akan menjadikan kesemuanya satu dengan menjelaskan jawaban jalan yang terang bagi apa yang mereka perdebatkan, karena tidaklah meninggalkan raga dan tidak bersemayam dalam peristirahatan hanya menempati ruang yang telah tersiapkan untuk berpijaknya, akan tetapi bukan titisan yang menjelma mewujud melainkan raga fana yang memberikan petunjuk cahaya kemilau dadap hitam. Jika memang tak mengenali raga, maknailah suara seruan ini dan kembali kepada jati diri penopang “Sanggah Mandalagiri” berisikan “Tiga Kunci Perbendaharaan Dunia” yang dari asal selayaknya akan kembali ke awal cerita, dari raga aset surat maupun bentuk akan kembali kepada yang membuatnya akan tetapi kesemuanya itu dingin membeku akibat paras terdengar suaranya begitu menggelora mengakibatkan peralihan oleh 26 soko guru yang menyatakan haq sebagai dasar penggelarannya. “Titik Parang Binangun” telah disiapkan untuk memusnahkan apa yang telah beredar dan kembali merangkai teratai pada pedesaan, “Paduka Yang Mulia” menunggu di dalam kamar berwarna biru menanti kabar dari “Penguasa Samudra” memberikan sinyal melalui alam sehentak merapatkan barisan untuk menuruni perbukitan yang tidak membutuhkan kelenik dalam pembukaannya.

Dan biarlah apa yang menjadi berantakan kini melukis tintanya pada jagat bumi Nuswantoro karena apa yang dipersiapkan menjadikan urusan diri sendiri, perhatikan tangisan alam yang sebentar lagi akan meluap mengeluarkan “Janji Tanah Merah”. Dan apa yang didebatkan memberikan gambaran bagai air dengan minyak yang mustahil bagi pikirannya untuk menyatu, akan tetapi jikalau tanah ikut tercampur niscaya keduanya akan menyatu, berjalan menggunakan rasa menghening agar terlaksananya cipta pengabaran pada dunia ketiga dan biarkan karya ini menjadi hujatan yang fana tetaplah berpijak pada terangnya jalan pendakian pusara karena bukti telah terlihat menampakkan batang hidungnya yang akan mewujud dikala ada sebatang manusia yang mencoba menantang dalam pembuktian merapatlah bukti akan mengeluarkan keringat sehingga bulu disekitar tubuh menjadi terbangun sehingga tidak ada fitnah dalam penggelaran ini. Jika memaksakan kehendak bersabarlah dan masukkan ke dalam gudang hitam sarang nafsu manusia, perlihatkanlah dan tinggalkan tubuhnya menempati ruangan itu hingga gambaran yang cocok untuk diungkapkan ialah tikus yang mati di lumbung padi karena sia-sia jikalu dikeluarkan akan menjadi sesuatu yang dipercaya yang nantinya hambar tidak mengetahui tujuan dasar makna awal penggelaran dunia momentum cakra Nuswantoro, bagi kaum berbangkit rapatkan segi tiga kalbu di jiwa sehingga rasa menyatu kedalam cipta kepasrahan agar tidak menimbulkan nafsu perniagaan yang nista, karena kesemuannya ini tidak akan habis dimakan oleh umat manusia dan jin sekaligus. Tetaplah menempati ruang yang telah tersedia untuk menggapai penggelaran ini dan satukanlah hati seperti apa yang diungkapkan “Paduka Yang Mulia” kepada kita, karena system yang terlayangkan telah siap untuk tergelar yaitu “Gerakan Aksi Massa Membangun Martabat Bangsa”.

Dekap dan maknai risalahnya dan bermusyawarahlah dalam “Kemahapatihan Poerwonjoto” tanggalkan rupa, rasa, suara, bentuk, dan perilaku yang berbeda agar ketahanan pemersatu ini tidaklah terpecah, ingatlah kepada kejadian masa lalu dimana telah tersiapkan oleh kedua puluh enam soko guru yang akhirnya sia-sia yang memberikan sinyal pengakuan menjadi sang penyelesai yang tak mengetahui penggelaran tata wacana awal kesemuannya ini. Maknailah agar kesemuanya ini dapat terlaksana sesuai petunjuk dariNya, ketika kesemuanya telah tersiapkan kedua alam yang berpasangan membantu dalam menetralisir ruang hampa yang dipergunakan untuk pemusnah bahkan kesemuanya itu kelak tak berarti karena akan ada momentum zat yang membuat kesemuannya itu hanya menjadi hempasan udara saja, perhatikan sebuah karya dari “Paduka Yang Mulia” yang pikiran logika dari manusia saja tak dapat menyentuhnya, bahkan oleh manusia yang mengetahaui sebelum waktunya hanya dapat mereka-reka dari mana akan datang asal muasal sebab akibat ini, pernyataan bahwa kesemuannya ini adalah pemikiran manusia yang berhayal untuk menuangkan dalam dunia yang wujud tidak menjadikan sandaran akan penggelarannya, sebab dari kesemuanya itu telah terpandangkan hakekat dari penghidupan, yakni jikalau manusia yang terpilih membawa berita yang terang niscaya disitulah akan ada pertentangan dari golongan kepercayaan, yang jelas olehnya petunjuk itu datangnya dari Alloh Tuhan Semesta Alam.

Adakah pilihan yang lebih sempurna dari putusan pemilihan dariNya dan adakah nama seorang utusan yang terpilih menyandang gelar ahli kitab dari keyakinan yang ada kini, inilah keadilan dari dari Alloh Tuhan dari segala Tuhan agar manusia menjauhkan rasa fanatik yang berlebihan dan meninggalkan tata cara yang nista. Inilah sebab musabab dari hikmah pengutusan utusan yang memberikan jawaban yang terang dari apa yang mereka permasalahkan, dengan membawa kunci perbendaharaan dunia yang tersimpan dalam kotak Tabut abadi yang dibawa oleh satu keluarga yang dimuliakan Alloh yakni keluarga Imron yaitu bapak dari Miriam, Musa, dan Harun. Pelajari sejarah akan pengutusan seseorang pembawa berita terang dan maknailah segala apa pemberitaannya yang terang karena tidak akan ada lagi permasalahan yang mendasari untuk dibahas, karena sejarah yang tercatatlah yang akan membongkar segala kesimpang siuran ini, manusia tidak mempunyai daya dan upaya untuk menyatukan pemikiran penyentuh duniaNya hanya Allohlah yang mampu memberikan penerang bagi apa yang mereka permasalahkan.

Disaat kesemuanya ini tergelar akan ada pertentangan yang deras menghampiri bahkan hujatanpun sering kali terdengar esok, tetapi kesemuanya itu dapat terselesaikan oleh bukti yang nyata dariNya sehingga tidak akan ada lagi pertentangan dalam penggelarannya karena apa yang dimintannya untuk dibahas seketika itu akan dibuktikan, inilah gambaran akan pengutusan seorang utusan yang diberikan fasilitas sempurna dariNya, yang telah dipersiapkan jauh sebelum apa yang mereka pikirkan. Tetaplah iman dan takwa terhadap apa yang dipegang kunci era-erat dalam dasar nurani yang terdalam, wujudkan Nama-namaNya dalam kehidupan sehari-hari dan tegakkan ibadah kepadaNya sehingga timbulah prilaku budi pekerti luhur dan cinta kasih terhadap sesamanya, pelajari kembali dasar falsafah pandangan hidup berbangsa dan bernegara dalam Pancasila karena inilah akan menegakkan jati diri bangsa kita sebagai bangsa yang luhur. “Paduka Yang Mulia” akan mempersiapkan segala sesuatunya menggelar jagat tubuh kecil dalam penghidupan, menghening sejenak menunggu sinyal dari penguasa titik puser cipta rasa, jikalau kesemuanya ini telah tersiapkan akan ada puji-pujian dari alam yang menangis menebarkan pesonanya agar umat yang berdampingan menyadari adanya pembawa berita yang terang. Mata dunia luar akan kembali menyorot Bumi Nusawantoro seraya memantau apa yang ada dalam sekitarnya, bahkan ada dari bangsa keturunan yang mempersiapkan suatu tempat asal muasalnya dengan cara yang nista bertujuan membangun tempat untuk mengukir kembali sejarah Menara Babel”, hujatan yang mencerminkan kemunafikan akan tampak jelas dalam langkahnya dan seketika itu akan ada gambaran yang nyata kembalinya sejarah masa lampaunya yaitu “Talmud dalam al-Qur’an dan Gideon dalam Al-Kitab” yang terpilih seorang raja pendamping yang akhirnya turun mahkota akibat penyakit dalam batinnya dan mata seketika itu menuju kepada sosok Pria yang adiguna bernama Daud, inilah gambaran untuk hikmah pengutusan berdasarkan sebab musabab yang terjadi yakni akan tampak sebuah paras manusia sebagai bayangan dan seketika itu dengan mudahnya Alloh Tuhan Semesta Alam menggantinya dengan wujud yang sempurna. Akan ada lagi  kepalsuan yang menghiasi perjalanan penggelaran ini sampai tiba waktunya apa yang mereka ciptakan akan hancur bersama rasa sujud kepadaNya dengan menyaksikan bukti yang timbul di luar batas pikiran logika manusia di dalamnya.

Penantian akan tiba dimana budi pekerti akan kembali datang menghiasi hati cahaya kalbu sehingga akan sempurna semua tata cara yang ada, penuh cinta kasih dalam sesamanya karena di dalamnya kesejahteraan dari Alloh Tuhan Semesta Alam telah diberikan dan pandangan mata dunia kembali menghampiri pulau keindahan bernama Nuswantoro, dengan berkumpul penuh suka cita, kedamaian selalu ada menemani kehidupan manusia di dalamnya. Menghening menggapai angan dengan cipta yang menyentuh hikayat pembenaran dariNya, kembali kepada asal muasal cerita yang menerpa segala kebohongan yang diciptakan sehingga mata akan melihat jelas keterangan yang sebenarnya dicerna melalui nurani untuk mengerti perihal apa yang sedang terlaksanakan untuk tergelar. Diri mengerti perjalan yang terbentang untuk terlaksana, keinginan nafsu disanggahkan dalam-dalam kepada peraduan memangkas segala penyakit hati dan timbullah rasa begitu sakralnya diri ini berterjun kepada tata cara yang hakiki sebagai pijakan raganiah wujud ini, dan ketahuilah apa yang kita kerjakan bayangan mata yang tak terlihat akan memantau gerakan tubuh ini, sehingga tidak akan terjadi kembali kesalahan masa lampau dan akan ada jati diri kebudayaan yang tinggi muncul kembali kepermukaan, sehingga sejarah lama akan mengartikan makna bahwa wujud “Paduka Yang Mulia” tidaklah fana dan semoga suaranya kembali terdengar menata apa yang tergelar. Musnahlah api nafsu perpecahan dalam Bumi Nuswantoro karena akan ada suara yang dahulu menghilang muncul kembali terdengar membawa keterangan yang nyata dalam “Cahaya Suara Mandalagiri”.

Hati terdiam mengunci sebuah perkataan mengartikan makna apa yang telah tergelar bukan memamerkan ataupun meminta simpatik dukungan, akan tetapi kesemuannya ini adalah penggambaran yang barang siapa ingin melihat sesuatu yang nyata ini merapatlah dalam “Poerwonjoto” wadah penataan awal ini, maka akan memberikan jawaban apa yang dianggap sebagai bayangan sesaat, keyakinan dan kepercayaan hanya dikembalikan kepada jiwa masing-masing penyaksi karena kesemuanya itu adalah hidayah dari Alloh sehingga tergerak dalam tingkatan kepasrahan. “Paduka Yang Mulia” menunggu kesiapan dalam penggelaran ini dan tidak memandang sebelah mata yang berduduk sama tinggi berdiripun sama tinggi, suara akan menampakkan kepeneran serta memanjatkan ingat dan selalu waspada kepada gambaran apa yang diterima. “Panjang Pagar Yerusallem Baru” terbangun melalui hati menggapai suatu saran yang telah disiapkan, rapatkan kembali hati sehingga kejadian kasta tak kembali terulang, karena kesemuanya ini tidak menginginkan keruntuhan masa lalu kembali terulang, sejarah membukakan mata memberitahukan kepada tingkah laku kita kepada pembelajaran kehidupan, karena apa yang sudah disiapkan akan terbawa pertanggung jawabannya kelak. Persiapkan diri dari titik hati sendiri dan sadarilah gelombang revolusi halus serentak telah disiapkan agar tatanan dunia awal kembali memberikan ketenangan bagi jiwa yang tak tenang, dan ketika jiwa meninggalkan tubuh ini akan tampak jelas olehnya bahwa kesemuanya ini adalah suatu kenyataan yang pasti akan tergelar sampai akhir dan kembali kepada awal kodrat penciptaannya. Cakrawala tak dapat tersentuh ketinggiannya begitu pula hati jiwa diri sendiri, hanya Allohlah dengan kuasaNya yang dapat memberikan keterangan yang pasti melalu tatananNya mengutus manusia yang diberkatiNya dan diberikan fasilitas lebih dari sebelum pengutusan lainnya, karena inilah akhir dari sebuah cerita yang mengurangi fitnah berita dalam penjelasan yang diturunkan dengan iman kepada Alloh dan Utusannya bersama melangkah dalam jalannya yang terang.

Salam Hormat kepada Alam yang menjaga berita ini dan penyerahan kembali kepada “Paduka Yang Mulia” yang mewujud bergelar  “Kanjeng Sulton Kholifatul Habdulrohman Kertopati Cokroningrat Putronegoro” yang membawa berita keterangan antara barat dan timur dengan wahyu abadi Cakraningrat dalam pembukaan perbendaharaan dunia….

Rahayu…Rahayu…

13 Komentar

  1. 03/07/2016 pada 01:42

    Matur suwun

  2. yudiichsan said,

    30/10/2015 pada 06:26

    Sudahlah , bahkan para jin sekalipun tidak ada yang mengetahui perkara gaib apalagi manusia , itu diperlihatkan oleh TUHAN tatkala DIA mencabut ruh nabiNYA Sulaiman hingga rayap rayap memakan tongkat dan membuat almarhum tersungkur , barulah para jin dan syetan dll tahu bahwa nabi Sulaiman telah wafat , wassalam .

  3. 02/10/2013 pada 01:51

    Assallamu’alaikum……., Alhamdulillah peristiwa penobatan Alam nyata sudah terjadi di Lebak Cawane (silahkan diterawang oleh para sesepuh/eyang) sesuai ramalan Jayabaya, Dia berpenampilan jauh dari yang kita duga2, Dia yang selalu berdo’a siang dan malam untuk kebahagian dan kesalamatan semua umat nabi Muhammad S.A.W, karena saat ini dia lah yang mempunyai amanah dan Hak atas semua ciptaan-Nya baik di bumi maupun diangkasa, Dia lah penguasa Kerajaan yang dipersiapkan untuk melawan pasukan2 si Dajj…, Dia mendapatkan penobatan (alam gaib) amanah dan Hak semuanya atas bumi, angkasa dan semua isinya di usia ke 40 yang disaksikan oleh para Aulia Allah (silahkan diterawang oleh para sesepuh/eyang), Alhamdulillah “Tabut Suci” pun sudah ada padanya (silahkan diterawang oleh para sesepuh/eyang), Dia tidak pernah untuk meminta menjadi yang punya Hak bahkan beliau yang menanyakan di alam sana kepada para Aulia Allah mengapa beliau yang dipilih (silahkan diterawang oleh para sesepuh/eyang), Dia lah yang pernah menggunakan hak atas bumi beserta isinya yang ada di daerah Papua agar isi yang saat ini sedang ditambang dsna sudah tidak bisa menghasilkan apa2 (jadi saat ini perusahaan yang masih dsna hanya tinggal mengais sisa2 saja karena semuanya sudah ditarik secara gaib..he2), Beliau juga telah menarik semua harta2 yang memang menjadi Hak nya ketempat kediaman beliau (maaf harta dari bung Karno/dana revolusi tetap dibiarkan tapi siapapun tidak bisa mengambil tanpa ijin beliau) namun beliau mengatakan Insya Allah hanya tinggal 1 (satu) acara lagi untuk mendapatkan pengesahaan dari semuanya didunia nyata ini yang terkait dan terlibat didalamnya…amin…., Rapatkan barisan buat para Sesepuh/eyang…wasallam…

  4. sabdoismoyo@gmail.com said,

    05/08/2012 pada 00:38

    Damai Sejahtera Nusantara .Untuk mewujudkan suatu Visi harus dengan konsisten berjalan diatas
    misi.ini suatu visi yg luar biasa ,menjadikan nusantara mercusuar dunia
    dan sudah jatahnya Nusantara memimpin Peradaban baru.untuk saat ini program apa yg telah dilaksanakan sebagai misi poerwonjoto?.Puji Tuhan Yang Maha Esa.waras

  5. Dedy said,

    20/03/2012 pada 02:53

    Asalamualikum
    Kutipan
    Tetaplah menempati ruang yang telah tersedia untuk menggapai penggelaran ini dan satukanlah hati seperti apa yang diungkapkan “Paduka Yang Mulia” kepada kita, karena system yang terlayangkan telah siap untuk tergelar yaitu “Gerakan Aksi Massa Membangun Martabat Bangsa”.

    Alhamdulillah aku turut masuk dalam penggelaran untuk membangun Martabat Bangsa.
    Mohon doa restu saudaraku sebangsa setanah air indonesia.
    Menuju Indonesia Jaya

    • poerwonjoto said,

      20/03/2012 pada 20:03

      Waalaikum salm…..
      Salam sejahtera bagi kita semua…..
      Salam hormat kepada yang terhormat……….
      Terima kasih kami ucapkan kepada saudaraku Dedy, atas partisipasi saudara dalam memberikan komentar pada blog kami, semoga ada titik terang yang bisa saudara petik dari tulisan-tulisan dalam blog ini……..Rahayu…Rahayu,
      Salam…_/\_ “SU”

  6. stenly said,

    03/10/2011 pada 03:50

    referensinya dari mana nihhh…

    • poerwonjoto said,

      21/10/2011 pada 08:51

      Mohon maaf bukan untuk disombongkan,referensi lansung dari para pelaku yang berada pada alam cahaya (alam syuhada)…..Rahayu…

  7. ks haryo semilir said,

    21/03/2011 pada 18:12

    salam hormat saya untuk “Paduka Yang Mulia” yang mewujud bergelar “Kanjeng Sulton Kholifatul Habdulrohman Kertopati Cokroningrat Putronegoro”.RAHAYU RAHAYU.

    • poerwonjoto said,

      22/03/2011 pada 19:12

      Assalaamu’alaikum…..
      Salam sejahtera bagi kita semua…..
      Salam hormat kepada yang terhormat……….
      Terima kasih kami ucapkan kepada saudaraku Ks Haryo Semilir, atas partisipasi saudara dalam memberikan komentar pada blog kami, ikuti terus tulisan dalam blog ini,semoga ada titik terang yang bisa saudara petik dari tulisan-tulisan dalam blog ini……..Rahayu…Rahayu,

      Salam…/\…
      LK

  8. ks haryo semilir said,

    21/03/2011 pada 18:10

    RAHAYU GEMAHRIPAH LOH JINAWI RAHMATAN LIL ALAMIN.


Tinggalkan Balasan ke ade mukti sahadewa Batalkan balasan